-->

Hiruzen Stream

Kelas virtual mata kuliah Botani (Biologi tanaman, Anatomi tumbuhan, morfologi tumbuhan dan sistematika tumbuhan tinggi), Biologi Control dan umum serta seputar teknologi informasi dan komunikasi (komputer, android, tutorial, software dan blogging)

Gymnospermae





CIRI-CIRI UMUM
Gymnospermae  à   biji telanjang (biji terbuka)
à   tumbuhan heterospora

Mikrospora Gymnospermae berkecambah à membentuk serbuk
                                                                         sari.

Megaspora tetap hidup dalam megasporangium à berkecambah à gametofit betina.
Megasporangium, gametofit betina, integumen à  bakal biji.

Setelah pembuahan à terbentuklah embrio dan integumen berkembang à kulit biji.

Biji yang dihasilkan kemudian memasuki masa istirahat dan pertumbuhan selanjutnya dimulai bersamaan dengan perkecambahan.


Tumbuhan yang termasuk golongan ini terdiri atas tumbuhan berkayu dengan bermacam-macam habitus.

Berkas-berkas pembuluh pengangkutnya bersifat kolateral terbuka, tersusun dalam satu lingkaran à kambium     
è pertumbuhan menebal sekunder.

Daunnya mempunyai bentuk yang bermacam-macam, kaku, dan selalu hijau.

Bunga à belum ada
à kadang-kadang makrosporofil dan mikrosporofil terkumpul
     dalam jumlah yang tidak terbatas pada sumbu yang
     memanjang. Hiasan bunga tidak ada atau tereduksi.

Mikrosporofil à kantung sari yang besar dan banyak à membuka dengan pertolongan eksotesium è epidermis yang dapat bekerja dengan mekanisme kohesi.

Bunga betina atau seluruh bunga majemuk kemudian menjadi buah dengan bentuk susunan yang khusus disebut dennenappel/dennenkegel à Bentuknya seperti kerucut è strobilus.

Gymnospermae   Ã    Gymnospermae Purba
                             à   Gymnospermae Masa Kini.



A.  GYMNOSPERMAE PURBA
I.   Kelas : Paku Biji (Pteridospermae)
è tumbuhan dengan daun-daun yang mengandung mikrosporangium dan biji-biji.
Paku biji ini sangat bervariasi
à  Tumbuhan besar dan tumbuhan kecil.
à  Tumbuhan mempunyai kambium.
à Daun majemuk, berukuran besar sampai beberapa meter panjangnya.
Mikrosporangium dan biji muncul langsung pada daunnya. Biji terbentuk pada daun, pada bagian tepi daun, di permukaan atas dan bawah daun atau di ujung daun.
Biji-biji yang dihasilkan berbeda-beda panjangnya, 2-5 cm lebih.
Dari Pteridospermae kita dapat mengenal dua famili, yaitu :
1.  Famili Lyginopteridaceae

Ciri Khas :
Batang ada yang memanjat, tidak atau kurang bercabang. Tajuk pohon berbentuk kipas, bakal biji mempunyai piala.


2.  Famili Medullosaceae

     Ciri khas :
     Batang mempunyai banyak stele. Bakal biji tidak mempunyai piala.

     Disamping kedua famili tadi ada sekelompok tumbuhan yang telah punah yang masih dekat hubungannya dengan Pteridospermae yaitu Ordo Caytoniales.

     Ciri khas :
     Daun bertangkai, pada ujungnya terdapat 3-6 segmen. Daun fertil bersegmen menyirip, ujungnya melengkung yang di dalamnya terdapat beberapa bakal biji. Mikrosporangium terkumpul pada ujung sirip daun.


II.  Kelas : Bennettinae

Kelas ini telah punah dan dari sisa-sisa yang ditemukan dijadikan satu famili, yaitu Famili Bennettitaeae.

Ciri-ciri :
Tumbuhan berkayu, batang pendek seperti umbi atau bercabang seperti anak payung menggarpu.
Daun menyirip, menyerupai tajuk palem.
Strobilus dalam ketiak daun atau pada tangkai panjang di antara daun, atau tangkai pendek dari batang tua.

Suatu strobilus bisa terdiri mikrosporofil saja, bisa juga makro dan mikrosporofil. Mikrosporofil menyerupai daun, menyirip ganda dan tersusun seperti karangan.
Mikrosporofil banyak, terdapat pada bagian atas strobilus, berbentuk tangkai dengan bakal biji pada ujungnya atau mandul dan berbentuk sisik di antara bakal biji.
Strobilus pada pangkalnya mempunyai sisik-sisik yang tersusun dalam suatu spiral.


III.  Kelas Cordaitinae

Kelas ini meliputi Ordo Cordaitales dan terdiri dari dua Famili, yaitu Famili Cordaitaceae dan Famili Pityaceae.

          Ciri-ciri :

Berupa pohon-pohon yang tinggi dan bercabang hanya pada bagian puncak. Daun tunggal yang tebal seperti kulit dan ukurannya berbeda-beda, ada yang berdaun kecil seperti jarum, ada yang berdaun seperti rumput dan ada yang berdaun lebar seperti pita.

Strobilus jantan tersusun dalam dua baris tangkai tebal di antara daun-daun.
Strobilus mempunyai sumbu tebal, penuh dengan sisik-sisik mikrosporofil.
Strobilus betina mempunyai susunan yang sama, mempunyai sisik dengan bakal biji.
Bakal biji terpisah-pisah terdapat pada tangkai yang menyerupai daun. Biji pipih, kadang-kadang bersayap pada tangkai yang panjang.




GYMNOSPERMAE MASA KINI

Klasifikasi Gymnospermae biasanya didasarkan pada susunan bunganya (makrosporofil dan mikrosporofil), duduk daun, bangun daun dan ada tidaknya saluran resin.

I.   Kelas Cycadinae

Hanya terdiri dari satu ordo yaitu Ordo Cycadales dengan satu Famili Cycadaceae, meliputi 9 genus dan 65 spesies.

Ciri-ciri :
Habitusnya menyerupai tumbuhan palma. Batang tidak bercabang, daun majemuk, tersusun dalam roset batang. Daun muda tergulung seperti daun paku.

Sporofil tersusun dalam strobilus yang berumah dua. Strobilus selalu terminal. Strobilus jantan amat besar, terdiri atas banyak sporofil yang berbentuk sisik dan banyak mikrosporangium.

Strobilus betina besar, sporofil berbentuk sisik dengan dua bakal biji. Pada Cycas, makrosporofil berbagi menyirip dengan 2-5 bakal biji. Penyerbukan dilakukan dengan bantuan angin.

Contoh yang hidup di Indonesia adalah Cycas rumphii, berupa tanaman hias, sebagaian akarnya dinamakan akar bunga karang, yang di dalamnya terdapat ganggang biru Anabaena yang mengikat N udara.


II.  Kelas Ginkgoinae

Kelas ini terdiri dari satu Ordo, yaitu Ordo Ginkgoales dan hanya terdiri dari satu Famili Ginkgoaceae, contohnya adalah Ginkgo biloba.

Merupakan tumbuhan berumah dua, rangkaian sporofil terdapat pada tunas-tunas pendek dalam ketiak daun peralihan atau daun biasa.

Strobilus jantan terpisah-pisah dalam ketiak sisik-sisik pada tunas pendek. Mikrosporofil banyak dan duduknya tidak teratur dengan 2-4 kantong sari.

Makrosporofil tidak begitu jelas susunannya, mempunyai dua bakal biji yang terletak pada tangkai yang panjang.

Biji mempunyai kulit luar yang berdaging dan kulit dalamnya yang keras, berwarna kekuning-kuningan sebesar kelereng. Penyerbukan dengan bantuan angin.

Ruang-ruang resin (damar) terjadi secara lisigen, dan merupakan pohon meranggas dan sebagai peneduh.
     Daun-daun lebar berbentuk kipas selebar 5-10 cm, dengan belahan yang
     berlekuk dalam dan membagi helaian daun menjadi dua bagian yang
     simetris. Pertulangan menggarpu, bentuk seperti daun suplir (Adiantum).

III.  Kelas Coniferae atau Coniferinae

Conus = kerucut
Ferein  = mendukung

Kelas ini meliputi semak, perdu, pohon yang tajuknya kebanyakan berbentuk kerucut.

1.  Ordo Taxales

     Ciri khas :
Pohon atau semak. Daun lanset dan duduknya tersebar. Strobilus jantan terpisah-pisah, bulir dalam ketiak daun, dengan mikrosporofil berbentuk perisai atau sisik.

a.  Famili Taxaceae

Ciri-ciri :
Tumbuhan berumah dua, pohon atau perdu dengan daun lanset yang tersebar, mempunyai saluran resin atau tidak.
Strobilus jantan terpisah, bulir dalam ketiak daun.
Serbuk sari : satu sel generatif dan satu buluh sebuk sari.
Bakal biji pada ujung tunas cabang yang tumbuh dari tunas-tunas pendek yang berdaun.
Biji sebagian atau seluruhnya diselubungi oleh salut biji (arilus). Lembaga mempunyai dua daun lembaga.

Contoh : Taxus baccata (kayu ukiran)

b. Famili Cephalotaxaceae

Ciri-ciri :
Perdu, pohon dengan dua garis, lanset yang duduk dalam dua baris (distich) dan di dalamnya terdapat saluran resin.
Tumbuhan berumah dua.
Strobilus jantan berkumpul, bulir-bulir pendek di ketiak daun. Setiap strobilus mempunyai 12 mikrosporofil.
Strobilus betina dalam ketiak, sisik yang terdapat pada tunas ketiak pendek.
Sisik biji duduknya bersilang, masing-masing dengan 2 bakal biji pada sisi atasnya. Kulit biji dalam keras, kulit biji luar tebal berdaging. Lembaga mempunyai dua daun lembaga.

Contoh : Cephalotaxus fartanei

2.  Ordo Araucariales

a.  Famili Araucariaceae
Ciri-ciri :
Pohon, daun tersebar berbentuk jarum, lebar dan mempunyai saluran resin. Tumbuhan berumah satu atau dua.
Strobilus jantan besar, di ketiak atau ujung cabang pendek. Mikrosporofil bertangkai dan berbentuk sisik.
Strobilus betina pada ujung cabang-cabang pendek, penuh dengan makrosporofil yang tersusun spiral dengan satu bakal biji.
Pada genus Araucaria diselubungi lidah-lidah.
Setelah penyerbukan, makrosporofil membesar, kaku mengulit/berkayu, runtuh dengan satu biji yang mempunyai 2-4 daun lembaga.

Famili ini terdiri dari dua genus, tanaman hias dan penghasil resin.

Araucaria    : Araucaria cunninghamii
Agathis        : Agathis alba
                      Agathis damara


3.  Ordo Podocarpales

Famili Podocarpaceae

Ciri-ciri:
Perdu, pohon dengan daun berbentuk sisik, jarum, garis atau lanset, kadang-kadang bulat telur.
Duduk daun tersebar atau bersilang dengan 1 – 3 saluran resin.
Tumbuhan berumah dua.
Strobilus jantan terminal atau di ketiak, agak panjang dan banyak mikrosporofil. Bakal biji terdapat dalam ketiak daun, penuh dengan sisik-sisik biji dengan satu bakal biji di atasnya. Bakal biji sebagian atau seluruhnya diselubungi oleh tonjolan sisik yang disebut epimatium. Lembaga mempunyai dua daun lembaga.

Famili ini terdiri atas 7 genus dan kurang lebih 100 spesies.

Contoh : Podocarpus imbricata (kayu bangunan)


 4. Ordo Pinales

Famili Pinaceae

Ciri-ciri :
Tumbuhan berkayu, daun berbentuk jarum, tersebar pada sirung panjang dengan satu – dua saluran resin.
Tumbuhan berumah satu.

Strobilus jantan aksilar atau terminal pada sirung pendek, dengan banyak mikrosporofil bertangkai yang tersusun dalam suatu spiral.
Strobilus betina terminal atau aksilar, dengan banyak sisik penutup yang tersusun spiral. Pada ketiak sisik terdapat satu sisik biji dengan dua bakal biji. Kemudian terjadi buah yang berbentuk kerucut. Biji mempunyai sayap ke samping.

Famili ini terdiri dari 9 genus dan 215 spesies.
Contoh : Abies balsamea (balsam kanada)
                Pinus silvestris (penghasil terpentin, kayu bahan
                bangunan)
                Pinus merkusii (penghasil terpentin)

Merupakan tumbuhan tusam-tusaman :
- tusam berkayu lunak (tusam putih)   : berkas daun 5
                                                                helai anak daun
- tusam berkayu keras (tusam keras)  : berkas daun 2
                                                                atau 3 helai anak
  (merah, kuning, gelap)                          daun.


5.  Ordo Cupressales

Ciri-ciri :
Pohon, perdu, daun berbentuk jarum, sisik, duduk daun tersebar, berhadapan atau berkarang.
Strobilus jantan dengan mikrosporofil yang bertangkai pendek dengan satu sisik lebar.
Strobilus betina dengan sisik yang tersusun spiral, berhadapan dengan 1-9 bakal biji pada bagian atasnya.
Pada sisik atas mempunyai tempat dengan pertumbuhan sel-sel khusus membengkak (woekering).

a.  Famili Taxodiaceae

Ciri-ciri :
Pohon, daun jarum tersebar atau berhadapan dan mempunyai satu saluran resin. Strobilus jantan terminal atau aksilar, berkumpul atau malai. Mikrosporofil sedikit atau banyak, dengan tangkai pendek dan sisik yang lebar.
Strobilus betina terpisah, terminal dengan sedikit, banyak sisik-sisik yang tersusun spiral atau berhadapan.
Sehabis penyerbukan menjadi mengayu/mengulit, dan terjadi buah berbentuk kerucut.

Famili ini terdiri dari 8 genus dan 15 spesies.
Contoh : Taxodium distichum (kayu bangunan).

b. Famili Cupressaceae

Ciri-ciri :
Perdu, pohon, bercabang banyak.
Daun berbentuk sisik, bersilang, berkarang 3 daun, mempunyai saluran resin/ruang resin.
Tumbuhan berumah satu.
Strobilus jantan terminal pada ranting-ranting pendek, di ketiak daun.
Mikrosporofil duduk bersilang atau karangan 3 sporofil.
Strobilus betina dengan satu atau beberapa pasang sisik, duduk bersilang dengan beberapa bakal biji.
Sehabis penyerbukan membesar dan mengayu saling menutupi seperti susunan genting, perisai.

Famili ini terdiri dari 15 genus, dan 140 spesies.
Contoh : Juniperus communis (minuman keras –
               jenever (buah))
    Thuja gigantea
   Thuja occidentalis (kayu bangunan)
   Cupressus funebris (pohon natal)


IV.  Kelas Gnetinae

Ciri-ciri :
Tumbuhan berkayu, batang bercabang atau tidak, tidak terdapat saluran resin.
Daun tunggal berhadapan.
Bunga berkelamin tunggal, majemuk terdapat dalam ketiak daun pelindung yang besar, mempunyai tenda bunga.

Bunga betina mempunyai bakal biji yang tegak (atrop). Lembaga mempunyai dua daun lembaga.

Ordo yang paling terkendal dari kelas ini adalah Ordo Gnetales dengan satu Famili, Famili Gnetaceae.

Ciri-ciri :
Pohon-pohon lurus, banyak bercabang, tapi mudah lepas.
Daun tunggal, berhadapan.
Batang berkambium.
Tumbuhan berumah dua.
Bunga majemuk, bercabang dikasial (anak payung menggarpu) dari ketiak daun.
Ujung bunga berbentuk bulir dengan bunga berkarang.
Bunga jantan dengan tenda bunga berbentuk pembuluh.
Bunga betina dengan tenda bunga berbentuk pembuluh dengan satu bakal biji, dengan dua integumen.
Biji diselubungi suatu mantel yang terdiri dari integumen luar yang menjadi keras dan tenda bunga yang berdaging, berwarna hijau atau merah jika buah masak.

Famili ini terdiri dari 1 genus, dan 30 spesies.
Contoh : Gnetum gnemon (melinjo)


       Klik untuk download bahan ajar
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Gymnospermae"